Monday, November 8, 2010

Kisah Anak Laki Laki Dan Pohon Apel

Alkisah, terdapat sebuah pohon apel yg sangat besar. Seorang anak laki-laki senang sekali mengunjungi pohon tersebut dan bermain di sekelilingnya setiap hari. Iasuka memanjat pohon tersebut, hingga ke puncaknya, memakan apel-apel, tidur siang di bawah bayangan pohon apel tersebut. Ia suka pohon tersebut dan pohon apel itu pun suka bermain dengannya. Waktu terus berjalan, anak laki-laki itu pun tumbuh dewasa dan ia tidak lagi bermain disekeliling pohon itu seperti yang ia lakukan setiap harinya.


Pada suatu hari, anak laki-laki itu datang menemui pohon apel dan ia terlihat sedang bersedih.

“Aku menginginkan mainan.Dan aku butuh uang untuk membelinya.” “Maaf, tapi akutidak mempunyai uang…. Tetapi engkau dapat memetik semua apelku dan menjualnya. Maka, kamu akan mendapatkan uang untuk membeli mainan.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia pun mengambil semua apel dari sang pohon dan pergi dengan hati riang. Anak laki-laki itu tidak pernah muncul lagi setelah ia memetik semua buah apel. Sang pohon apel tersebut sangat sedih.

Pada suatu hari, anak lelaki yang telah tumbuh menjadi lelaki dewasa itu kembali dansang pohon sangat senang. “Kemari, dan bermainlah denganku.” Pinta sang pohon.

“Aku tidak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk menghidupi keluar- gaku. Kami membutuhkan sebuah rumah sebagai tempat berlindung. Bisakah kamumembantuku?”

“Maaf, tetapi aku tidak mempunyai sebuah rumah pun.Akan tetapi,kamu dapat memotong cabang-cabangku yang dapat kamu gunakan untuk membangunrumahmu.”

Kemudian lelaki itu pun memotong semua cabang-cabang pohon apel tersebut dan pergi dengan hati senang. Sang Pohon apel merasa senang melihat lelaki tersebut bahagia, akan tetapi lelaki itu tidak pernah kembali lagi sejak saat itu. Sang pohon kembali merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu hari di musim panas, lelaki itu kembali dan sang pohon merasa gembira.

“Kemari, dan bermainlah denganku.” Ucap sang pohon.

“Aku semakin tua. Aku ingin berlayar untuk menenangkan diriku. Dapatkan kamu memberikanku sebuah perahu?”kata lelaki itu.

“Gunakan batangku untuk membangun / membuat perahumu. Kamudapat berlayar jauh dan bahagia.”

Kemudian lelaki itu pun memotong batang pohon apel tersebut untuk dijadikan sebuah perahu. Ia pun pergi berlayar dan tidak pernahmuncul dalam waktu yang lama.

Setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya lelaki itu kembali. “Maaf anakku, tetapi aku tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu.Tidak ada lagi apel untukmu…” tutur sang pohon.

“Tidak apa-apa, aku sudah tidak punya gigi lagi untuk menggigit.” Jawab lelaki tersebut.

“Tidak ada lagi batang untuk kamu panjat.”

“Aku sudah cukup tua untuk melakukan hal tersebut.” Ucap lelaki itu.

“Sungguh, aku tidak dapat memberikanmu apa-apa lagi… yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sekarat ini.” Sang pohon berucap dengan air mata yang mengalir.

“Aku tidak butuh apa-apa lagi sekarang, yang kubutuhkan hanyalah sebuah tempat untuk istirahat. Setelah beberapa tahun ini, aku sangat lelah.” Jawab lelaki itu.

“Baguslah…. Akar pohon yang tua ini adalah tempat yang terbaik untuk bersandar dan istirahat. Kemarilah, duduklah bersamaku dan istirahatlah.”

Lelaki itu pun duduk, sang pohon merasa bahagia dan tersenyum dengan air mata yang mengalir.

Ini adalah sebuah cerita tentang semua orang. Sang pohon seperti orangtua kita. Ketika kita kecil, kita suka dan senang bermain dengan ibu dan ayah kita. Ketika kita tumbuh dewasa, kita meninggalkan mereka…. Menemui mereka hanya ketika kita butuh sesuatu atau ketika kita dalam kesulitan. Tidak peduli apa pun yang terjadi, Orangtua akan selalu ada dan memberikan semua yang mereka punya hanya untuk membuatmu bahagia.

Mungkin, kamu berpikir bahwa anak laki-laki itu telah berlaku kejam kepada sang pohon, akan tetapi…. Begitulah kita semua memperlakukan orangtua kita.Kita mengira mereka diwarisi kepada kita, kita tidak menghargai semua yang telah dilakukan oleh mereka untuk kita, sampai akhirnya….. semua itu terlambat.


Mari teman-teman kita sayangi dan hormati orang tua kita, karena ridho Alloh berada pada ridho orang tua kita. Dan jangan lupa mendoakan orang tua kita ya……

Wednesday, October 27, 2010

Nilai Sebuah Kegagalan


Bagi banyak orang kegagalan adalah sesuatu yg buruk. Apakah betul begitu? Untuk pikiran yang dangkal, hal itu memang betul. Namun apabila kita memikirkannya lebih dalam lagi, kegagalan tidak selamanya merupakan bencana. Bisa jadi, dengan kegagalan Tuhan mengingatkan kita bahwa kapasitas kita belum cukup untuk menerima kesuksesan. Barangkali Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari, yang mana kalau kita sukses padahal kemampuan kita masih dangkal, kita akan terjatuh lebih dalam lagi. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli investasi dari Amerika bahwa ‘orang bodoh dengan uang banyak adalah suatu fenomena yang sangat menarik’. Apakah yang akan terjadi bila orang bodoh tiba-tiba mendapatkan uang banyak? Jelas, dia akan menghabiskannya tanpa perhitungan hanya untuk barang-barang konsumtif dan kembali mengalami kesulitan keuangan karena kemungkinan besar barang-barang konsumtif tersebut akan dia beli dengan cara kredit. Apakah dia pantas disebut orang kaya? Jelas tidak, orang yang betul-betul kaya tahu betul apa yang akan dia perbuat dengan uangnya dan akan mengembangkannya lebih banyak lagi.

Poin utamanya adalah kesuksesan yang kita terima akan selalu sesuai dengan kapasitas diri kita. Jika kita menerima kesuksesan di luar kapasitas diri, malah kita akan jatuh lebih dalam dan gagal lebih parah. Maka dari itu, jangan terlalu mendramatisir kegagalan. Bisa jadi dengan kegagalan Tuhan menyelamatkan kita dari kegagalan yang lebih parah. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana caranya agar kita bisa berkembang secara pribadi untuk layak menjadi orang yang betul-betul sukses sehingga kesuksesan kita bisa bertahan lama dan semakin berkembang.

Semoga Beruntung!

Wednesday, October 20, 2010

Kisah Seekor Tikus



Seekor tikus mengintip disebalik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan fikirnya? Dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus.

Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; “Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, “Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, “Ada perangkap tikus didalam rumah, sebuah perangkap tikus dirumah!” “Wah, aku menyesal dengar khabar ini,” si kambing menghibur dengan penuh simpati, “tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. ” Oh? sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu itu sambil ketawa.

Jadi tikus itu kembalilah kerumah, kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Didalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahawa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan bahan untuk supnya itu.

Penyakit isterinya berlanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu.

Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi orang orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat para pelayat itu.

Moral kisah ini:
—————
Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu fikir itu tiada kaitan dengan anda, ingatlah bahwa apabila ada ‘perangkap tikus’ didalam rumah, seluruh ‘ladang pertanian’ ikut menanggung risikonya .

Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.

Tuesday, October 19, 2010

Perbuatan Baik Tidak Pernah Sia-sia

Al kisah ada seorang dermawan yg berkeinginan untuk berbuat kebaikan.
Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan dia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya.
Pada suatu kesempatan dia bertemu dengan seseorang maka langsung saja dia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut. Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kbr ini si dermawan hanya mengatakan” Ya Tuhan aku telah memberikan uang ke pada seorang penjahat”
Di lain waktu, dia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orng tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kpd seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata “Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada koruptor”.
Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika dia bertemu dengan seseorang dengan segera dia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang kaya raya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata. ” Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seorang yang kaya raya”.
Sekilas kita bisa menyimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang “Ceroboh” Asal saja dia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika dia lebih teliti maka niat baik nya itu bisa lebih berguna tersalurkan kepada orang yang memang membutuhkan.
Tapi ternyata suatu niat yg baik pasti akan berakhir dengan baik, pun begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan.
Uang yg diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa di dunia ini masih ada orang baik, orang yg peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha. Sementara sang koroptor, uang cuma-cuma yg diterimanya ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan, dia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Dia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah. Sementara itu pemberian yg diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini dia adalah seorang yg kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu harus lah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhananya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.
Sahabat, tak akan ada yang berakhir dengan sia-sia terhadap sutau kebaikan. Karena kebaikan akan berakhir pula dengan kebaikan. Hidup ini bukanlah soal berapa banyak yang bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yang bisa kita berikan.

3 Hari Dalam Hidup

Hari pertama : Hari kemarin.
Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang Kita rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat dan beristirahat dengan tenang;
lepaskan saja…

Hari kedua : hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; toh belum tentu esok hari Kita merengkuhnya
biarkan saja…
Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri Kita untuk hari ini.
Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila Kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada Kita.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa Kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri Kita sendiri
Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga

Kisah Cinta Seorang Anak

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Monday, October 18, 2010

hari ini sumpah capek banget! UTS SELESAI KEMARIN KEMARIN SENIN, YA ALLAH NILAI GW GATAU DEH ACAKADUL KAYAK APA FORGIVE ME MOM DADNIAI BIOLOGI AJA UDAH JELEK PADAHAL JUJUR GW SUKA BANGET SAMA TU MAPEL.. PERBANDINGAN PRESTASI GW DARI SD SAMA SMA SUMPAH BEDA JAUH BANGET

Wednesday, September 22, 2010

PR nenankan siswa saat LIBURAN

alam menghadapi liburan panjang pada lebaran ini yang dijalani siswa SD, SMP, SMA/SMK disiasati sejumlah sekolah dengan pemberian tugas pelajaran yang cukup banyak. Pihak sekolah menilai pemberian pekerjaan rumah (PR) itu agar siswa tidak terlupa dengan tugasnya sebagai pelajar.

Pemberian PR oleh para guru itu bagi banyak siswa dianggap sebagai pengekangan kebebasan mereka menikmati masa liburan setelah berhari-hari hingga berbulan-bulan berkutat dengan pelajaran di sekolah.
Seperti pengakuan Muhammad Nasir (17) siswa SMK di Jalan Gedung Arca Medan. Menurutnya, pemberian PR di masa liburan seperti lebaran ini sebagai tugas yang menjengkelkan dan menghambat keasyikan suasana liburan, apalagi jika mudik.

"Di saat sedang menikmati liburan lebaran, pikiran kita menjadi tidak sepenuhnya riang sebab masih ada PR yang belum selesai dikerjakan. Apalagi jika tugas yang diberikan itu termasuk sulit," ujar Nasir.

Hal senada juga dikatakan Lia Sufianti (11) siswa kelas V sekolah dasar di Jalan Arif Rahman Hakim Medan. Bagi Lia PR yang diterimanya selain tentang kegiatannya selama di bulan Ramadan juga tugas pelajaran.

Untuk tugas-tugas dan kegiatan selama bulan Ramadan seperti berpuasa, shalat wajib atau Tarawih dan tadarus diakui Lia bisa dilaksanakannya. Namun terhadap tugas pelajaran, baginya menjadi beban karena ada pelajaran yang tidak dipahaminya.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta Indonesia (BMPSI) Wilayah Sumut Drs H Ahmad Hosen Hutagalung menyebutkan, pemberian tugas di suasana liburan panjang ini merupakan bahagian dari pekerjaan siswa yang bertujuan agar anak-anak jangan terlalu banyak bermain, sehingga lupa membuka-buka buku pelajarannya.

"Anak-anak itu memang seharusnya mau membuka-buka buku pelajarannya, meskipun hanya sesaat. Jadi tugas rumah itu termasuk kegiatan ekstrakurikuler," ujar anggota dewan ini yang baru dilantik ke dua kalinya di DPRD Sumut.

Menurut Hosen yang juga Ketua Pendidikan Dasar dan Menengah PW Muhammadiyah Sumut, pada liburan panjang selama bulan Ramadan hingga lebaran ini, para guru memang banyak memberikan tugas kepada siswanya yang dinilainya suatu hal bermanfaat karena sebatas kegiatan mereka selama Ramadan.

Namun jika pemberian tugas pada berbagai mata pelajaran terutama bidang eksakta, Hosen mengaku bisa berdampak bagi siswa yang menimbulkan beban dan mempengaruhi psikologisnya jika tidak mampu mengerjakannya.

Demikian juga bagi orangtua yang tidak mampu membantu mengerjakan tugasnya itu. Akibatnya bukan tidak sedikit pula orangtua menjadi uring-uringan gara-gara PR anaknya tidak siap karena tidak paham untuk membantu tugas anaknya.

Hosen berharap PR yang diberikan haruslah mempunyai kegunaan dan bisa dimengerti siswa, seperti tentang kegiatan Ramadan maupun pelajaran sosial, bukan eksakta. Sebab tingkat inteligensi setiap anak berbeda.

"Kepada para guru hendaknya tidak memberikan sanksi kepada anak didiknya jika ada di antara mereka yang tidak mampu mengerjakan tugasnya," tegas Hosen.

Wajar

Secara terpisah Kepala SMA Harapan Sofyan Alwi mengatakan, sebenarnya pemberian PR bagi siswa terutama bagi siswa yang sudah SMA merupakan suatu hal yang wajar.

Sofyan mengaku, pemberian PR itu untuk memacu mereka belajar, walaupun tidak baik belajar hanya kalau ada PR sebab dengan PR memberi mereka tanggungjawab untuk belajar. Bahkan dengan tugas-tugas itu mereka pun bisa menjadi kreative dengan mencari bahan-bahan melalui internet, kerja kelompok dan sebagainya, sehingga itu baik bagi perkembangan mereka.

Namun dalam pemberian PR, menurut Sofyan tidak menjadi hal yang memberatkan bagi siswa. Jika ada di antara mereka yang tidak paham, maka pihak sekolah tidak akan memberikan hukuman, melainkan akan menjelaskannya sampai siswa itu mengerti.

Sementra pengamat pendidikan Prof Berferik Manulang menyebutkan, strategi memberikan PR ini bertujuan agar siswa tetap membuka buku walaupun sedang liburan sekolah.

Menurutnya, tugas akademik itu adalah salah satu bentuk pengendalian kepada siswa, dengan begitu motivasi belajar siswa tetap terjaga.

Belferik mengatakan, di satu sisi pemberian PR hanya akan membebani anak, sehingga anak kehilangan waktu bermain. Namun di sisi lainnya PR itu bisa membentuk anak agar mampu mengatur maupun mengelola waktunya sendiri.

Pemberian "beban"bagi siswa berupa pekerjaan rumah (PR) pada masa libur seperti menjelang lebaran ini, menurut Psikolog Elviati Ahmad sebagai hal yang wajar.

"Ini satu hal yang wajar," katanya seraya menyebutkan bentuk-bentuk PR yang diberikan hendaknya lebih fokus pada tugas-tugas pelajaran yang berkaitan dengan ilmu sosial dan bukan eksakta seperti matematika, fisika.

Menurutnya, jika PR yang diberikan itu dengan materi eksakta, para siswa tidak akan mengerti dan paham sebab pelajaran itu memerlukan penjelasan dan rumusan. Namun psikolog ini juga menyebutkan dalam melaksanakan tugas tersebut para anak-anak ini jangan terlalu memikirkannya. Jika memang tidak mampu bisa disampaikan kepada guru nantinya, sehingga tidak menjadi beban.

Pemberian tugas PR itu kata Elviati hendaknya hanya sekadarnya saja, bukan menjadi suatu kewajiban apalagi diancam dengan pemberian sanksi. Karena anak sekarang ini menurutnya tidak sedikit yang ikut bimbingan belajar dengan guru mereka di sekolah ataupun di tempat-tempat bimbingan belajar lainnya.

"Belum lagi ada aktivitas belajar di sekolah yang full day. Sehingga semua tugas-tugas sekolah yang dibebankan para guru dibahas pada saat itu juga. Dengan demikian tidak akan menjadi beban lagi ketika dibuka kembali di rumah," katanya.

Selain itu dengan pemberian tugas PR itu menurut Elvi sebenarnya tergantung pada anaknya. Bisa diperkirakan yang betul-betul menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah hanya sekitar 1 persen saja. Karena itu sesuai dengan hakikat dari pemberian PR agar anak belajar mengatur dirinya sendiri dan mengulang pelajaran yang telah diberikan di sekolah sehingga merasa lebih menguasai atas pelajaran yang sudah diperolehnya di sekolah tersebut. Bukan sebagai beban ataupun hal yang memberatkan siswa.

Sunday, September 19, 2010

Fenomena "Alay" di Kalangan Generasi Muda

Kring…. bunyi ponsel saya berdering dan langsung saya buka ada SMS dari rekan saya yang tidak perlu saya sebutkan namanya. Setelah dibuka isi SMS itu… Pusing pisan, bacanya soalnya tulisannya itu ngga tau pake bahasa apa. Tapi setelah saya telusuri huruf per huruf ternyata isinya nanyain nanti mau pulang ke rumah ngga?. Asal kalian tau, waktu yang saya butuhkan untuk memahami SMS itu sekitar 10 menit.Itulah sekelumit pengalaman saya mengenai fenomena kata-kata aneh yang saat ini sedang musim dan selalu eksis di Facebook, Twitter, SMS dan lain-lain. Orang-orang di kaskus menyebut bahwa orang-orang yang menggunakan bahasa-bahasa aneh itu disebut dengan ALAY.

Setelah saya mencoba mencari apa sih yang disebut dengan alay. Akhirnya setelah membaca beberapa sumber akhirnya saya simpulkan alay adalah singkaran dari “anak layangan”. Pokoknya anak anak nora banget, gayanya sok asik.

Secara teknik ada beberapa cara orang nulis yang katanya disebut dengan tulisan alay diantaranya adalah :

Menulis dengan mencapur adukan huruf besar dan huruf kecil dan terkadang dengan simbol-simbol.
Menulis dengan mencampur adukan antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia disertai dengan menambah-nambahkan huruf yang ngga penting.
Jika fenomena ini dibiarkan, maka mungkin 10 atau 20 tahun mendatang kita akan kehilangan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal mereka, di sekolah masing-masing diajarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mungkin pola pikir mereka yang memandang bahwa jika menggunakan kata-kata “alay” seperti itu terlihat gaul oleh teman-temannya.

Untuk mencegah fenomena “alay” yang merebak di facebook, maka akhir-akhir ini facebook melarang penggunaan nama yang mengandung karakter-karakter “alay”

Berikut ini adalah link ke sebuah posting di kaskus yang menjelaskan mengenai ciri-ciri alay.

Sunday, February 7, 2010

kataku

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.